Mengenai Saya

Foto saya
Jakarta Utara, DKI Jakarta, Indonesia

just writing the contents of my head

Sabtu, 12 April 2014

Pesan Untuk PDIP (Mega & Jokowi) dari seorang simpatisan biasa

     10 Tahun sudah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) berjuang di legislatif untuk memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia. Bila dilihat dari sejarahnya, mungkin para pemimpin PDIP bisa dibilang sudah memulai perjuangan mereka dari masa Orde Baru.

Rakyat Indonesia bisa dikatakan saat jaman Orde Baru sebagai masyarakat yang mudah di manipulatif. Seiring dimulai dan berjalannya reformasi masyarakat Indonesia mulai belajar mandiri dan cerdas.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), telah berjuang dengan tulus dan bekerja keras untuk menyuarakan aspirasi Rakya Indonesia selama berada di luar pemerintahan.

     Pada pemilu 2014 ini, kepercayaan masyarakat Indonesia nampaknya mulai membesar, sehinggah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dalam hasil quick Count beberapa lembaga survei berada di urutan teratas dalam Pemilihan Umum Calon Legislatif 2014 ini.

Hasil tersebut bahkan belum cukup besar untuk secara mandiri calon Presiden dan wakil Presiden yang  ingin diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), sehingga untuk bisa mengusung calon Presiden yang telah ditentukan oleh internal Partai (Joko Widodo), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) membutuhkan dukungan dari partai lain sehingga seminimalnya Joko Widodo bisa didukung oleh kumpulan partai politik yang memiliki suara 20% di Pemilihan Umum Calon Legislatif 2014 ini. Hal tersebut bisa dimengerti, masyarakat Indonesia yang umumnya masih mudah dimanupulatif masih belum bisa percaya sepenuhnya kepada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Masih dibutuhkan usaha dan kerja keras yang lebih lagi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) untuk merebut hati Rakyat Indonesia.

Sehubungan dengan Pemilihan Umum Calon Legislatif yang baru diselenggarakan pada tanggal 09 April 2014 kemarin, beberapa pendekatan dan tawaran-tawaran untuk berkoalisi pun masuk. Hampir semua partai politik yang menjadi pesrta PEMILU 2014 berusaha untuk menjadi bagian dalam koalisi yang sedang coba dibentuk oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

     Akan sangat disesali kalau saja Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) memilih teman koalisinya yang berasal dari mantan partai-partai yang berada dalam pemerintahan selama ini. Hal ini bukan karena untuk membangun "Indonesia Hebat" kita harus membenci para mantan penguasa, hanya saja memang dikarenakan kelakuan dan kebijakan partai-partai tersebit yang selalu sama dan tidak berubah.

Sebut saja GolKar sebagai contoh pertama, tidak ada yang mereka sesali selama maa "Orde Baru", bahkan mereka masih membawa masa "orde Baru" dalam kampanye mereka untuk PEMILU 2014 ini.

Contoh lainnya Partai Demokrat, 2 periode masa pemerintahan yang mereka pimpin dilakukan dengan cara-cara yang buruk, bagi-bagi kursi, kebijkan-kebijakan yang tidak tegas terhadap negara-negara lain yang coba menginjak Negara kita, Freeport diperpanjang, kasus korupsi yang bertele-tele dan tak kunjung usai (hukuman tidak setimpal), tidak nampak sedikitpun gerakan perubahan di akhir-akhir pemerintahan yang mereka pimpin ini.

PKS, selama masa pemerintahan 2009-2014 ini, kelakuan PKS tk ubahnya seperti gabungan ntara Partai GolKar dan Partai Demokrat, yang celakanya lagi gabungan yang dimaksud di sini adalah gabungan dari sikap-sikap negati kedua partai tersebut. Pejabat dan elit-elitnya terlibat kasus korupsi, ada kadernya yang duduk di legislatif buka porno disenayan. Kebijakan-kebijakan yang diusung oleh mereka tidak berbobot.

PAN, PKB, PPP, ini adalah sekumpulan partai yang menurut saya mereka memakai paham aji mumpung. Asal ada tawaran menguntungkan mereka pasti ikut. Jadi pertanyaannya "apa yang sebenarnya mereka perbuat? Untuk rakyat atau untuk perut sendiri? mereka bahkan tidak punya "kelamin yang pasti".

Andai saja Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tidak bisa menemukan jalan untuk memimpin pemerintahaan di masa pemerintahan 2014-2019 yang akan datang ini, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) bisa saja kembali diluar pemerintahan dan kembali memperjuangkan hak Rakyat di Indonesia dengan lebing lantang dan kuat. Bukankah untuk melakukan itu takyat telah memberikan sekitar 20% suara mereka?

    Percayalah Rakyat Indonesia tidak buta dan tuli, jika 20% kepercayaan mereka saat ini kembali di manfaatkan dengan baik dan maksimal oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Maka di masa mendatang Rakyat Indonesia akan lebih percaya dan berani untuk memberikan dan mempercayakan suara mereka pada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

Bahkan mungkin akan terjadi sesuatu yang belum pernah terjadi di negara ini, yaitu Rakyat Indonesia akan memberikan penuh suara mereka kepada suatu partai politik yang mereka nilai tidak haus kekuasaan, jujur dan bekerja untuk Rakyat indonesia, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

    Ini hanyalah pendapat dan saran dari seorang simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), juga merupakan harapan dari seorang warga negara Indonesia yang mulai menemukan kembali harapan yang hampir hilang dan berharap, harapan tersebut tidak kembali hilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar